Banjarmasin (28/07/2022) “Generasi alfa merupakan generasi unik yang pada tahun 2025 mendatang diproyeksikan sebagai generasi terbesar sepanjang sejarah. Oleh karena itu, penyambutan yang tepat terhadap generasi Alfa akan menentukan masa depan bangsa ke depan”, ungkap Muhammad Ridha, Dosen UIN Antasari Banjarmasin yang juga Ketua Titik Fokus Karya saat menjadi narasumber tentang “Menyambut Generasi Alfa: Tantangan dan Peluang Keterampilan Digital” pada Webinar Literasi Digital yang mengangkat tema besar “Konten Kreatif Berbasis Budaya Lokal”.
Lebih lanjut, Ridha yang juga merupakan Jawara Internet Sehat 2022 itu juga menyampaikan bahwa generasi Alfa umumnya adalah adik atau anak dari generasi Y dan Z. Oleh karena itu, menurutnya agar bisa menyambut generasi Alfa secara baik dan tepat diperlukan dua hal, yaitu pertama, memahami karakteristik generasi Alfa secara baik, dan Kedua, memiliki literasi digital yang baik.
Ridha juga mengutip Mccrindle (2022) yang menyebutkan bahwa generasi Alfa ini memiliki beberapa karakteristik khusus, yaitu: Global, yaitu tumbuh dan berkembang sebagai warga global yang telah bersentuhan dengan beragam adat-istiadat, nilai dan pengalaman yang beragam; Digital, yaitu terlahir di era informasi melimpah ruang yang mudah diakses hanya dengan sentuhan jari, sehingga memiliki ekspektasi tinggi terhadap konten, produk dan layanan yang sesuai permintaan/keinginan; Sosial, yaitu terbiasa menggunakan media sosial dan aplikasi percakapan sejak usia dini sehingga dianggap lebih terhubung secara sosial dibandingkan generasi sebelumnya; Mobile, yaitu hampir tidak terpisahkan dengan perangkat gawai, saat beraktivitas, sebelum tidur dan sesaat sesudah bangun tidur; dan Visual, yaitu sebagian besar generasi Alfa banyak menghabiskan waktunya di depan layar
“Ibarat dunia digital adalah sebuah toko besar dan bertingkat di kota besar yang menjual beragam jenis produk mulai sayuran, buah-buahan, pakaian, perlengkapan elektornik hingga alat-alat dan bahan konstruksi, maka generasi Y, Z dan beberapa generasi pendahulunya itu adalah pegawai atau pemilik toko tersebut, sementara generasi Alfa diibaratkan sebagai pengunjung toko atau calon pembeli. Generasi Alfa sebagai orang yang baru masuk ke toko perlu diberikan pendampingan atau sambutan agar dapat membeli barang yang tepat sesuai kebutuhannya secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, pegawai atau pemilik toko besar tersebut harus memiliki pengetahuan dan kecakapan yang baik terhadap tata letak kelompok barang yang dijual, keunggulan dan kelemahan tiap-tiap barang yang dijual serta cara menggunakan atau memasaknya sehingga dapat dengan mudah menjelaskan dan mencontohkannya kepada pengunjung atau calon pembeli”, jelas Ridha
Ketua Titik Fokus Karya itu juga menjelaskan bahwa kalau memiliki literasi digital yang baik, maka akan mudah untuk menyambut generasi alfa, mendukung kegiatan pembelajaran bagi generasi alfa, dapat mengarahkan untuk pemanfaatan internet secara positif, mendukung pengembangan potensi diri, serta mendukung kreativitas generasi alfa misalnya untuk menjadi konten kreator.